KAJIAN ISLAM GOLDEN WEEK
yang bertemakan :
Menuju Keshalehan Pribadi dan kepedulian sosial*
Acara Insya Allah akan diadakan pada :
Hari, Tanggal :
Kamis, 4 Mei 2006, 09:30 - 21:30
Jumat, 5 Mei 2006, 08:30 -12:00
Tempat :
Aula Balai Indonesia (SRIT), Meguro, Tokyo
Pendaftaran :
http://kmii.jp/pendaftaran/06gw.php
Turut disiarkan melalui: RADIOTARBIYAH
Penceramah :
Ustadz Agung Cahyadi, Lc, MA
(diundang dari Indonesia, CV terlampir)
====================
Biaya : 500 Yen
Konsumsi : 500 Yen/makan (4 kali makan)
====================
A C A R A :
1. Kajian Islam
2. Mabit (menginap)
3. Acara Kelompok
4. Shalat Lail
5. Olahraga
Besar harapan kami atas kehadiran bapak-bapak,
ibu-ibu, rekan-rekan dan adik-adik dalam acara ini.
Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Panitia Kajian Islam Golden Week
KMII Jepang
====================
Contact Persons :
1. Endrianto Djajadi : 080-6547-8319
2. Agus Kurnia : 090-4175-5997
3. Meifal Rusli : 080-5036-4091
imam desu
ママ 今日は ごちしょうさまでした。。漢字はどいう書くの?
Mama..thanks for the present, and all what mama, papa, aya and satoshi did in our birthdays
Mama..thanks for the present, and all what mama, papa, aya and satoshi did in our birthdays
my photo
![](http://photos1.blogger.com/blogger/7940/2567/400/DSC05497.jpg)
物すごいって。。きれいだって。。その時にみんな 2006年四月上野公園の花見に見に行って来ました。
Flowers...it is a symbol of love. Love in life. Flowers make the world so be beatifull; by their collors, shapes or smells. If we as flowers, can we do what the flowers have been doing?
FOSIL GUNMA: 03/25/06
FOSIL GUNMA: 03/25/06
Ummar Bin Abdul Aziz telah mengembalikan harta umat pada fungsi yang sebenarnya, yaitu melayani kebutuhan umat dan memenuhi kebutuhan mereka. Ia menetapkan bahwa baitul maal merupakan lembaga yang bertanggung jawab untuk itu. Segala tindakan itu disampaikan kepada para gubernurnya seperti di bawah ini, bahwa setiap muslim harus memiliki:
1. Sebuah rumah sebagai tempat tinggal
2. Seorang pembantu untuk meringankan pekerjaannya.
3. Seekor kuda untuk berjihad menghadapi musuhnya.
4. Perabot rumah tangga seperlunya.
5. Memenuhi semua kebutuhan mereka
6. dan barang siapa mempunyai hutang, maka bayarlah.
Khalifah memerintahkan kepada para gubernur untuk melaksanakan program tersebut di wilayah masing-masing dan biaya diambil dari Baitul Maal setempat. Sedangkan kelebihannya disimpan atau dikirimkan ke pusat. Sementara wilayah-wilayah yang minus dan tidak mampu memenuhi kebutuhannya, mendapat bantuan secepatnya.
Bahkan dalam sebuah amanatnya, sang khalifah ini berkata:
"Pendapatan hendaklah dihimpun dan dibagikan secara adil. Kalau mencukupi untuk semua warganya, itulah yang paling baik. Kalau tidak cukup, segeralah kirim berita kepada saya agar secepatnya saya kirim bantuan untuk memenuhi kebutuhan mereka."
Kemudian, Khalifah juga membangun wisma-wisma di seluruh negeri yang diperuntukkan bagi para musafir dan ibnu sabil. Para karyawan memperoleh gaji yang cukup. Bagi mereka yang gajinya tidak mencukupi, dinaikkan. Ulama dan cerdik pandai mendapatkan jaminan kebutuhan hidup, agar mereka dapat memusatkan perhatian dalam bidang mereka tanpa harus mengharapkan uluran tangan orang lain sebagai upah. Para gubernur mendapat gaji dan tunjangan yang layak, sehingga mereka tidak lagi terpikat untuk korupsi atau terlibat dalam suap dan pungutan yang haram.
Bagi mereka yang buta diperintahkan agar disediakan seorang penuntun atas biaya negara. Semua anak yatim yang tidak mempunyai saudara, ditampung dan dibiayai hidupnya oleh negara. Ia juga memerintahkan agar setiap bayi lahir diberi tunjangan dan baru dihentikan setelah tidak disusui lagi oleh ibunya, sehingga para ibu tidak ingin cepat-cepat menyapih penyusuan anaknya. Karena itu bayi pun dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat, kuat dan cerdas.
Kalau kita mau menggalakkan hidup sederhana bagi para pejabat, Khalifah Ummar Bin Abdul Aziz adalah teladan. Yang dia pikirkan hanya bagaimana mensejahterakan rakyat dan orang lain, sedang kepentingan pribadinya masuk daftar yang terakhir. Itulah zuhud sejati, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Pada jamannya, amanah rejeki Allah benar-benar dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, untuk menikmati kehidupan dunia yang sederhana tapi bahagia. Ia tidak hanya memenuhi kebutuhan secara materiil belaka, tetapi juga mengisi jiwa mereka dengan harga diri dan qana'ah (merasa cukup dengan apa yang ada). Mereka tidak lagi iri, tamak dan tergiur dengan harta orang lain. Kehidupan qana'ah seperti inilah yang diajarkan dalam Islam. (Ar-Rohmah)
Ummar Bin Abdul Aziz telah mengembalikan harta umat pada fungsi yang sebenarnya, yaitu melayani kebutuhan umat dan memenuhi kebutuhan mereka. Ia menetapkan bahwa baitul maal merupakan lembaga yang bertanggung jawab untuk itu. Segala tindakan itu disampaikan kepada para gubernurnya seperti di bawah ini, bahwa setiap muslim harus memiliki:
1. Sebuah rumah sebagai tempat tinggal
2. Seorang pembantu untuk meringankan pekerjaannya.
3. Seekor kuda untuk berjihad menghadapi musuhnya.
4. Perabot rumah tangga seperlunya.
5. Memenuhi semua kebutuhan mereka
6. dan barang siapa mempunyai hutang, maka bayarlah.
Khalifah memerintahkan kepada para gubernur untuk melaksanakan program tersebut di wilayah masing-masing dan biaya diambil dari Baitul Maal setempat. Sedangkan kelebihannya disimpan atau dikirimkan ke pusat. Sementara wilayah-wilayah yang minus dan tidak mampu memenuhi kebutuhannya, mendapat bantuan secepatnya.
Bahkan dalam sebuah amanatnya, sang khalifah ini berkata:
"Pendapatan hendaklah dihimpun dan dibagikan secara adil. Kalau mencukupi untuk semua warganya, itulah yang paling baik. Kalau tidak cukup, segeralah kirim berita kepada saya agar secepatnya saya kirim bantuan untuk memenuhi kebutuhan mereka."
Kemudian, Khalifah juga membangun wisma-wisma di seluruh negeri yang diperuntukkan bagi para musafir dan ibnu sabil. Para karyawan memperoleh gaji yang cukup. Bagi mereka yang gajinya tidak mencukupi, dinaikkan. Ulama dan cerdik pandai mendapatkan jaminan kebutuhan hidup, agar mereka dapat memusatkan perhatian dalam bidang mereka tanpa harus mengharapkan uluran tangan orang lain sebagai upah. Para gubernur mendapat gaji dan tunjangan yang layak, sehingga mereka tidak lagi terpikat untuk korupsi atau terlibat dalam suap dan pungutan yang haram.
Bagi mereka yang buta diperintahkan agar disediakan seorang penuntun atas biaya negara. Semua anak yatim yang tidak mempunyai saudara, ditampung dan dibiayai hidupnya oleh negara. Ia juga memerintahkan agar setiap bayi lahir diberi tunjangan dan baru dihentikan setelah tidak disusui lagi oleh ibunya, sehingga para ibu tidak ingin cepat-cepat menyapih penyusuan anaknya. Karena itu bayi pun dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat, kuat dan cerdas.
Kalau kita mau menggalakkan hidup sederhana bagi para pejabat, Khalifah Ummar Bin Abdul Aziz adalah teladan. Yang dia pikirkan hanya bagaimana mensejahterakan rakyat dan orang lain, sedang kepentingan pribadinya masuk daftar yang terakhir. Itulah zuhud sejati, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Pada jamannya, amanah rejeki Allah benar-benar dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, untuk menikmati kehidupan dunia yang sederhana tapi bahagia. Ia tidak hanya memenuhi kebutuhan secara materiil belaka, tetapi juga mengisi jiwa mereka dengan harga diri dan qana'ah (merasa cukup dengan apa yang ada). Mereka tidak lagi iri, tamak dan tergiur dengan harta orang lain. Kehidupan qana'ah seperti inilah yang diajarkan dalam Islam. (Ar-Rohmah)
Subscribe to:
Posts (Atom)